Aku Ingin Menikah
Wanita pada umumnya tidak akan pernah takut kehabisan kata-kata membahas topik tentang Wanita, Pernikahan (urusan rumah tangga) dan Anak. Terutama bagi Wanita Single yang hidup di Indonesia yang masih kental dengan stigma (penilaian) masyarakatnya. Nah, menariknya di Indonesia usia 24 tahun banyak Keluarga, tetangga, teman menanyakan "kapan nikah"? Bagi beberapa orang itu merupakan kalimat "horor" hehehe... (bercanda ya). Bagaimana cara menjadi single happy? Bagaimana ketika aku ingin menikah?
Menurut saya menikah itu tidaklah mudah. Sebelum menikah kita harus mempelajari ilmu pernikahan dan juga cara menjadi "Orang Tua" bukan hanya sebagai Papa Mama saja.
Wanita yang masih single saat ini, sebelum menikah, menjadi Istri dan punya anak kelak, persiapan apa saja yang harus di lakukan kedepannya?
Simak pembasan saya di bawah ini.
Persiapan sebelum menjadi Istri dan Ibu,
Di antaranya adalah :
1. Belajar mengelola diri sendiri. Mengelola diri sendiri ini termasuk : bisa menerima kekurangan dan kelemahan diri sendiri karena pasangan dan anak sudah pasti mau menerima kekuatan dan kelebihan kita bukan? Kuncinya adalah belajar kekuatan mental dari dalam diri, sehingga dapat membuat diri kita untuk mandiri secara emosional tidak ketergantungan oleh siapapun, kecuali berani mengandalkan dan percaya kepada diri sendiri. Saya melatih diri saya untuk dapat mengelola diri sendiri dengan baik, memiliki kepercayaan diri dan kekuatan mental dari dalam, bisa mengisi tangki cinta diri saya terlebih dahulu, mandiri sercara emosional dengan mengikuti :
TERAPI ACCEPTANCE (ACC) dan TERAPI MENCINTAI DIRI SENDIRI.
Dengan Terapi ini kita tidak perlu meminta perhatian kasih sayang Suami dan Anak kelak, karena diri kitalah yang akan memberikan tangki cinta yang besar kepada Suami dan Anak kita.
2. Belajar tentang Ilmu Pernikahan, Parenting dan "MELEK PSIKOLOGI". Saya akan menjelaskan satu persatu terlebih dahulu.
- Belajar Ilmu Pernikahan ini penting dari para Mentor dan Konsultan Pernikahan agar kita tidak buru-buru menikah karena umur atau menikah karena "apa kata orang". Pernikahan membutuhkan "persiapan mental", materi, kedua belah pihak setuju serta memilih pasangan di lihat terlebih dahulu Keluarganya bagaimana
"BEBET, BOBOT, BIBIT" nya, di lihat bagaimana cara Orang Tuanya memperlakukan dirinya (calon pasangan), tanyakan dan diperhatikan (dilihat) apakah Orang Tua calon pasangan melakukan kekerasan fisik, verbal, emosional atau seksual kepada calon pasangan Anda.
Jika calon pasangan Anda pernah mengalami kekerasan fisik dan kekerasan lainnya maka di pikirkan matang-matang, karena kemungkinan besar calon pasangan Anda akan mengalami trauma berat dan akan di lampiaskan kepada Anda dan Anak Anda ketika Menikah. Alangkah baikknya Anda konsultasi kepada Konseling Pernikahan atau Psikolog atau Psikiater sebelum menikah.
- Belajar Ilmu Parenting.
Ini tidak kalah pentingnya, Belajar Ilmu Perenting ada yang berbayar dan gratis di media sosial atau youtube. Di Ruang Pulih ada kelas online khusus menangani Anak-anak, anak laki-laki atau pun perempauan, nama kelas Terapinya adalah : SMALP Kelas Berbasis Mindfulness Parenting yang bisa menangani anak-anak kita.
- MELEK PSIKOLOGI. Sebelum menikah saya menyarankan untuk Anda para Wanita MELEK PSIKOLOGI dengan "Membereskan Trauma-trauma (luka batin) Anda ketika masih kecil, memutus pola asuh yang keliru dari Orang Tua serta menerima dan memaafkan masa lalu Anda apapun itu.
Karena Menikahlah "gerbang utama" timbulnya PEMICU Trauma-trauma di masa lalu Anda.
3. Belajar tentang Karakter Diri Sendiri dan Belajar BAHASA CINTA Pasangan. Ketika Anda bisa memahami Karakter Anda Pribadi, Anda akan mudah memahami Karakter Pasangan dan Anak Anda Kelak. Belajar bahasa cinta di antaranya dengan sentuhan, kata-kata yang indah, hadiah dan masih banyak lagi. Silahkan membaca buku :
5 Bahasa Kasih, Karya : Gary Chapman, yang akan membuka wawasan Anda.
4. Melakukan apapun yang di sukai. Selalu menjalankan hobi atau passion yang di sukai dan menghasilkan pendapat dari hobi atau passion yang kita jalani. Belajarlah saat ini untuk Mandiri Secara Finansial. Ketika saat ini kita bekerja, bekerjalah dengan suka cita. Dan misalnya Anda menikah kelak Suami ingin Anda di rumah tetaplah produktif membuka usaha sendiri di rumah (online shop), catering atau buka toko buku. Banyak-banyaklah membaca buku tentang pengembangan diri, perbaikkan karakter, dan mengaskses rasa bahagia dalam diri dengan sebaik mungkin, rajin olahraga Seminggu 3 kali dan tetap lakukan apapun yang dirimu sukai.
5. Belajar dan Praktek Detox Emosi. Belajar mengekspresikan kemarahan di tempat yang tepat dan aman. Ikut kelas pengembangan diri yang mengatur cara mengelola emosi dalam diri dengan baik. Agar ketika emosi terpicu trauma masa lalu atau ada masalah kita tidak melampiaskan kepada Suami dan Anak, kita tidak mudah menyalahkan Anak dan memukulnya. Tetapi kita belajar untuk mengekspresikan emosi kita di tempat yang aman dan tepat di antaranya :
- Menulis.
Tulislah semua beban, kemarahan, emosi dan perasaan negatif di kertas selembar, semuanya jangan di pendam. Mau nangis nangislah, mau marah marahlah jangan di tahan, dipendam. Tulislah dikertas sampai lega dan plong.
Selalu ikuti kelas-kelas pengembangan diri untuk mengupgrade ilmu dan mengembangkan diri sendiri sebagai bentuk mencintai diri sendiri.
6. Saran terakhir jangan mudah jatuh cinta, berikan jangka waktu sekita 3 tahun untuk pengenalan terhadap pasangan jika ingin menikah. Pelajari karakternya, dan jika suka marah-marah serta kasar padahal menghadapi masalah kecil, apalagi sudah berani memukulmu (melakukan kekerasan fisik), lebih baik tinggalkan sekalipun dirimu mencintainya. Ketika Orang Tua ingin menuntutmu untuk segera menikah, atau Keluargamu mendesak, katakan kepada mereka : "saya belum siap, saya memilih Suami yang baik bukan untuk pasangan saya saja tetapi Ayah untuk Anak-anak saya, saya tidak mau Anak dan Diri Saya menderita seumur hidup karena "salah memilih" calon Ayah". Cintai dan sayangilah dirimu sendiri terlebih dahulu, sebelum mencintai dan menyayangi orang lain.
Aku ingin menikah merupakan tanda kedewasaan. Persiapkan dirimu dengan sebaik-baiknya saat ingin menikah sehingga akan mempertemukan engkau pada pasangan yang terbaik.
Ani Rahmawati, Balikpapan 13 Agustus 2019...
Share via Facebook