Karaker setiap orang pasti berbeda-beda. Ada beberapa orang yang memiliki sifat ramah, pandai bersosialisasi, dan memiliki pembawaan yang lembut. Ada pula yang tertutup,  dan tidak memiliki banyak teman sampai perilaku yang kasar. Sikap menyenangkan dan tak menyenangkan ini bisa jadi merupakan salah satu dampak dari peristiwa yang mereka alami di masa kecil yang tersimpak di alam bawah sadarnya.

Setiap manusia memiliki kecenderungan untuk meniru apa yang dilakukan oleh orangtua mereka dulu. Hal ini terjadi karena di masa kanak-kanak mereka akan menyimpan apa saja yang telah mereka alami. Selain itu, nak-anak juga belum bisa menyaring informasi dan segala peristiwa yang mereka alami. Jadi mereka tidak mampu memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Sehingga segala peristiwa akan tersimpan begitu saja di alam bawah sadarnya.

Jika dilansir dari Psychology Today, innerchild dapat diartikan sebagai sekumpulan peristiwa masa kecil, yang baik atau buruk, dan membentuk kepribadian yang dimiliki sekarang ini atau di masa dewasa. Oleh karena itu, jika anak dibesarkan dengan penuh kelembutan dan kasih sayang, maka dia akan tumbuh menjadi manusia yang penuh empati dan kasih sayang juga. Sebaliknya, jika di masa kecil seorang anak penuh luka batin baik ditorehkan oleh orangtua maupun orang sekitar lainnya, bisa membentuk karakter keras di masa dewasanya.

Dampak buruk innerchild terjadi ketika anak-anak mengalami peristiwa negatif di masa kecilnya. Pengaruhnya bisa destruktif saat dewasa, seperti menyabotase dan memusuhi diri sendiri, agresi menggunakan kekerasan, hingga melakukan perbuatan jahat. Jadi, setiap hal yang terjadi pada anak tak bisa dianggap sebelah mata.

Ada beberapa orangtua yang mudah membentak, berteriak kepada anaknya. Ada pula yang mudah tersinggung dan mudah memutus relasi sosial. Hal merupakan sedikit bagian dari dampak buruk luka batin yang didapatkan di masa kecilnya. Luka batin di masa kecil, memiliki peran besar tak hanya dalam membentuk kepribadian tetapi juga pola asuhnya ketika sudah memiliki anak nantinya.


Cidera Emosional dan Dampaknya Ketika Dewasa

Cidera emosional adalah sisi kepribadian seseorang yang masih bereaksi layaknya anak kecil atau sisi kekanak-kanakan dalamnya. Setiap pengalaman di masa kecil akan diakumulasikan tak peduli positif maupun negatif buruk. Akumulasi pengalaman ini akan masuk ke alam bawah sadar sehingga bisa membentuk kepribadian dan cara bersikap ketika anak sudah dewasa.

Tindakan-tindakan destruktif yang dilakukan para orangtua seperti membentak anak, memukul, hingga melakukan berbagai kekerasan berat bisa jadi merupakan dampak dari cidera emosional yang mereka dapatkan di masa anak-anak. Kejadian seperti mengalami kekerasan fisik, pengabaian emosional, kelalaian, pelecehan seksual, intimidasi, kehilangan orangtua hingga melihat pertengkaran antar orangtua akan memberikan dampak destruktif di masa dewasanya.


Tanda Seseorang Mengalami Luka Batin

Beberapa orang mengalami luka batin yang diakibatkan oleh pengasuhan di masa lalu. Adanya luka batin ini bisa ditandai dengan adanya rasa harga diri yang rendah, citra tubuh yang buruk, emosi tidak stabil, dan tidak mampu membedakan situasi serius atau bercanda, serta memiliki masalah dengan nafsu makan.

Luka batin bisa memberikan efek buruk jangka panjang. Menurut Lifelabs Psychologies, luka batin bisa memicu seseorang untuk melakukan tindakan melukai diri sendiri, memiliki masalah identitas, bermasalah dengan hubungan dengan orang lain, susah berkomitmen, kurang percaya pada diri sendiri dan orang lain, hingga berperilaku kriminal.

Setiap karakter yang terbentuk pada manusia dewasa memang hasil campur tangan pola asuh pada masa perkembangan anak-anak. Meski bisa membawa dampak yang buruk, setiap manusia bisa berdamai dengan innerchildnya sehingga semua karakter buruk yang diakibatkan oleh luka pengasuhan di masa lalu bisa disembuhkan.

 

Ingin tahu informasi & konsultasi lebih lanjut ?

www.ruangpulih.com

WA : +62 899 3811 112

Facebook : Ruangpulih.com

 

Penulis : Ratna Pillar