Setiap keluarga pasti memiliki pola pengasuhannya masing-masing. Pola ini terbentuk oleh bagaimana mereka dahulu diasuh oleh orangtuanya. Secara tidak sadar setiap orangtua baru akan mengimitasi bagaimana mereka diasuh oleh orangtua masing-masing.

Jika orangtua mengasuh anak dengan penuh kelembutan dan kasih sayang maka yang mereka tiru adalah pola asuh yang lembut dan setiap tindakan dilakukan secara positif. Sebaliknya, jika anak diasuh dengan kekerasan, diabaikan, dan dipenuhi sikap negatif membuat anak merekam peristiwa negatif saja selama bersama orangtuanya. Mereka akan membawanya ke alam bawah sadar dan muncul ketika dewasa dan sudah menjadi orangtua. Innerchild negatif cenderung membuat para orangtua baru mengimitasi tindakan orangtua mereka kepada diri mereka dahulu.

Innerchild sebagai segala yang mencakup aspek yang membangun kepribadian di waktu kecil. Oleh karena itu, setiap peristiwa yang terjadi di masa perkembangan akan terus tersimpan bahkan hingga di bawah sadar manusia. Setiap pengalaman ini akan membentuk karakternya ketika dewasa. Beberapa luka pengasuhan bisa membentuk anak-anak yang memiliki karakter destruktif. Hal inilah yang disebut sebagai luka pengasuhan.

Sayangnya masih banyak orangtua yang tidak menyadarinya. Pola yang mereka bawa saat mengasuh anak tersebut adalah bagian dari innerchild. Sehingga, pola asuh yang buruk akibat luka pengasuhan di masa lalu kembali berulang. Akhirnya membentuk sebuah mata rantai yang sulit terputus.

Meski sulit, memutus mata rantai innerchild negatif dalam diri orangtua bukan hal yang mustahil. Setiap orangtua harus memiliki kemauan yang keras dalam memutus mata rantai ini. Beberapa orang bahkan membutuhkan bantuan ahli untuk menangani masalah yang berhubungan dengan luka pengasuhan mereka. Namun, hal ini bukan masalah asalkan generasi penerus kita tidak mengulang kembali hal buruk yang sama.

Baca juga Apakah Inner Child itu? 

Banyak hal yang bisa dilakukan untuk menyembuhkan luka akibat pengasuhan di masa lalu. Jika innerchild negatif ini bisa dikelola dengan baik, maka sebagai orangtua kita bisa memberikan yang terbaik untuk anak. Berikut beberapa hal yang  bisa dilakukan untuk mengelola innerchild negatif.

1. Mulai Berdamai dengan Masa Lalu

Setiap peristiwa di masa lalu yang buruk tentunya akan sangat membekas. Rasa marah, kecewa, sedih, merasa tidak berharga seringkali muncul akibat dari peristiwa buruk di masa lalu. Menyangkal adanya masa lalu yang buruk bukan jalan keluar yang baik karena masa lalu akan selalu melekat. Untuk mengatasi innerchild negatif, berdamai menjadi jalan keluar terbaik. Mulai kenali bagaimana karakteristik innerchild yang dimiliki kemudian mulai berdamai dengannya. Setiap masa lalu yang buruk diterima dengan ikhlas.

2. Memaafkan dan Melepaskan

Memang tak mudah menerima peristiwa buruk yang pernah dialami di masa lalu. Namun, cara untuk keluar dari bayangan masa lalu yang buruk adalah memaafkannya. Memberikan maaf kepada setiap orang yang telah menyakiti di masa lalu bisa memberikan rasa damai dalam hati. Selain memaafkan, melepaskan rasa sakit yang selama ini tersimpan bisa menjadi jalan untuk menjadi orangtua yang baik bagi anak. Jika luka pengasuhan diakibatkan oleh sikap orangtua di masa lalu, maka kita bisa memaafkan dan mencoba memahami bahwa yang dilakukan orangtua bukan karena tidak sayang tetapi karena orangtua kita di masa lalu belum memiliki pengetahuan tentang parenting yang cukup. Bisa juga menyelami pemikiran orangtua dan belajar memahami masa lalu mereka bahwa yang mereka lakukan kepada kita bisa jadi terbentuk akibat sikap orangtuanya juga. Jadi kita bisa fokus untuk memutus mata rantainya.

3. Mengidentifikasi Innerchild yang Dimiliki

Setiap innerchild memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Innerchild setiap orang tidak pernah sama. Oleh karena itu perlu bagi kita untuk mengenali karakteristik innerchild yang dimiliki.

4. Melakukan Self Healing

Meski memiliki innerchild negatif tak bisa dikategorikan sebagai penyakit, tetapi adanya innerchild negatif ini mempengaruhi sikap dan karakter kita sebagai orangtua. Bahkan sikap kita bisa menjadi destruktif terhadap anak. Kita bisa melakukan self healing jika sudah mampu mengenali bagaimana karakteristik innerchil yang dimiliki. Proses ini memang tak mudah dan membutuhkan waktu. Diperlukan kemauan yang keras untuk bisa sembuh dan berdamai dengan semua peristiwa di masa lalu yang pernah terjadi pada diri kita.

5. Merangkul Innerchild yang Dimiliki

Hal terpenting yang perlu kita lakukan dalam memutus mata rantai pengasuhan yang buruk adalah merangkul innerchild yang kita miliki. Setelah bisa menerima dengan baik dan berdamai dengan innerchild, selanjutnya yang perlu dilakukan adalah merangkulnya. Innerchild merupakan bagian dari jiwa masa lalu kita yang masih tersimpan dalam tubuh dewasa. Oleh karena itu jika kita bisa merangkul dan memberikan kasih sayang, maka kita bisa bersikap sebagai orangtua yang penuh kasih sayang juga.

Innerchild negatif bukan suatu hal yang mustahil untuk dihilangkan. Kita bisa menerima dan berdamai dengannya. Menjadi orangtua yang baik bukan hanya belajar secara tekstual mengenai berbagai teori parenting. Namun, kita juga wajib menerima segala peristiwa masa lalu yang menyakitkan dan berjanji untuk tidak membawanya dalam pola asuh kita sebagai orangtua.

Baca juga  Sadari Inner Child, Selamatkan Pernikahan!

Ingin tahu informasi & konsultasi lebih lanjut ?

www.ruangpulih.com

WA : +62 899 3811 112

Facebook : Ruangpulih.com

 

Penulis : Ratna Pillar