Bagaimana Mengelola Innerchild Negatif dalam Mengasuh Anak?
Setiap keluarga pasti memiliki pola
pengasuhannya masing-masing. Pola ini terbentuk oleh bagaimana mereka dahulu
diasuh oleh orangtuanya. Secara tidak sadar setiap orangtua baru akan
mengimitasi bagaimana mereka diasuh oleh orangtua masing-masing.
Jika orangtua mengasuh anak dengan
penuh kelembutan dan kasih sayang maka yang mereka tiru adalah pola asuh yang
lembut dan setiap tindakan dilakukan secara positif. Sebaliknya, jika anak
diasuh dengan kekerasan, diabaikan, dan dipenuhi sikap negatif membuat anak
merekam peristiwa negatif saja selama bersama orangtuanya. Mereka akan
membawanya ke alam bawah sadar dan muncul ketika dewasa dan sudah menjadi
orangtua. Innerchild negatif cenderung membuat para orangtua baru mengimitasi
tindakan orangtua mereka kepada diri mereka dahulu.
Innerchild sebagai segala yang
mencakup aspek yang membangun kepribadian di waktu kecil. Oleh karena itu,
setiap peristiwa yang terjadi di masa perkembangan akan terus tersimpan bahkan
hingga di bawah sadar manusia. Setiap pengalaman ini akan membentuk karakternya
ketika dewasa. Beberapa luka pengasuhan bisa membentuk anak-anak yang memiliki
karakter destruktif. Hal inilah yang disebut sebagai luka pengasuhan.
Sayangnya masih banyak orangtua yang
tidak menyadarinya. Pola yang mereka bawa saat mengasuh anak tersebut adalah
bagian dari innerchild. Sehingga, pola asuh yang buruk akibat luka pengasuhan
di masa lalu kembali berulang. Akhirnya membentuk sebuah mata rantai yang sulit
terputus.
Meski sulit, memutus mata rantai
innerchild negatif dalam diri orangtua bukan hal yang mustahil. Setiap orangtua
harus memiliki kemauan yang keras dalam memutus mata rantai ini. Beberapa orang
bahkan membutuhkan bantuan ahli untuk menangani masalah yang berhubungan dengan
luka pengasuhan mereka. Namun, hal ini bukan masalah asalkan generasi penerus
kita tidak mengulang kembali hal buruk yang sama.
Baca juga Apakah Inner Child itu?
Banyak hal yang bisa dilakukan untuk
menyembuhkan luka akibat pengasuhan di masa lalu. Jika innerchild negatif ini
bisa dikelola dengan baik, maka sebagai orangtua kita bisa memberikan yang
terbaik untuk anak. Berikut beberapa hal yang
bisa dilakukan untuk mengelola innerchild negatif.
1. Mulai Berdamai dengan Masa Lalu
Setiap peristiwa di masa lalu yang buruk tentunya akan
sangat membekas. Rasa marah, kecewa, sedih, merasa tidak berharga seringkali
muncul akibat dari peristiwa buruk di masa lalu. Menyangkal adanya masa lalu
yang buruk bukan jalan keluar yang baik karena masa lalu akan selalu melekat.
Untuk mengatasi innerchild negatif, berdamai menjadi jalan keluar terbaik.
Mulai kenali bagaimana karakteristik innerchild yang dimiliki kemudian mulai
berdamai dengannya. Setiap masa lalu yang buruk diterima dengan ikhlas.
2. Memaafkan dan Melepaskan
Memang tak mudah menerima peristiwa buruk yang pernah
dialami di masa lalu. Namun, cara untuk keluar dari bayangan masa lalu yang
buruk adalah memaafkannya. Memberikan maaf kepada setiap orang yang telah
menyakiti di masa lalu bisa memberikan rasa damai dalam hati. Selain memaafkan,
melepaskan rasa sakit yang selama ini tersimpan bisa menjadi jalan untuk
menjadi orangtua yang baik bagi anak. Jika luka pengasuhan diakibatkan oleh
sikap orangtua di masa lalu, maka kita bisa memaafkan dan mencoba memahami
bahwa yang dilakukan orangtua bukan karena tidak sayang tetapi karena orangtua
kita di masa lalu belum memiliki pengetahuan tentang parenting yang cukup. Bisa
juga menyelami pemikiran orangtua dan belajar memahami masa lalu mereka bahwa
yang mereka lakukan kepada kita bisa jadi terbentuk akibat sikap orangtuanya
juga. Jadi kita bisa fokus untuk memutus mata rantainya.
3. Mengidentifikasi Innerchild yang Dimiliki
Setiap innerchild memiliki karakteristik yang
berbeda-beda. Innerchild setiap orang tidak pernah sama. Oleh karena itu perlu
bagi kita untuk mengenali karakteristik innerchild yang dimiliki.
4. Melakukan Self Healing
Meski memiliki innerchild negatif tak bisa
dikategorikan sebagai penyakit, tetapi adanya innerchild negatif ini
mempengaruhi sikap dan karakter kita sebagai orangtua. Bahkan sikap kita bisa
menjadi destruktif terhadap anak. Kita bisa melakukan self healing jika sudah
mampu mengenali bagaimana karakteristik innerchil yang dimiliki. Proses ini
memang tak mudah dan membutuhkan waktu. Diperlukan kemauan yang keras untuk
bisa sembuh dan berdamai dengan semua peristiwa di masa lalu yang pernah
terjadi pada diri kita.
5. Merangkul Innerchild yang Dimiliki
Hal terpenting yang perlu kita lakukan dalam memutus
mata rantai pengasuhan yang buruk adalah merangkul innerchild yang kita miliki.
Setelah bisa menerima dengan baik dan berdamai dengan innerchild, selanjutnya
yang perlu dilakukan adalah merangkulnya. Innerchild merupakan bagian dari jiwa
masa lalu kita yang masih tersimpan dalam tubuh dewasa. Oleh karena itu jika
kita bisa merangkul dan memberikan kasih sayang, maka kita bisa bersikap
sebagai orangtua yang penuh kasih sayang juga.
Innerchild negatif bukan suatu hal
yang mustahil untuk dihilangkan. Kita bisa menerima dan berdamai dengannya.
Menjadi orangtua yang baik bukan hanya belajar secara tekstual mengenai berbagai
teori parenting. Namun, kita juga wajib menerima segala peristiwa masa lalu
yang menyakitkan dan berjanji untuk tidak membawanya dalam pola asuh kita
sebagai orangtua.
Baca juga Sadari Inner Child, Selamatkan Pernikahan!
Ingin tahu
informasi & konsultasi lebih lanjut ?
www.ruangpulih.com
WA : +62 899 3811
112
Facebook :
Ruangpulih.com
Penulis : Ratna Pillar
Share via Facebook