(Belajar Parenting & Kesehatan Mental

Oleh Intan Maria Halim, S.Psi

 

Sinopsis Joker menjadi serbuan para penyuka film. Mereka mencoba mengintip apa sih keunggulan film ini sehingga banyak dibicarakan dan ditonton oleh banyak orang.

Bagi beberapa orang yang tidak mengerti tentang kesehatan mental akan mengalami kejenuhan dan merasa tidak bergunanya menonton film ini. Yang pasti film ini bukan bercerita tentang badut yang disukai anak-anak. Film ini penuh dengan kekerasan dan luka mental sehingga sebaiknya minimal ditonton oleh anak fase remaja awal dengan pendampingan orang tua.  

Sinopsis Joker menceritakan pada perjalanan sosok komedian yang gagal, dipecat dari pekerjaannya yaitu Arthur Fleck (dibintangi Joaquin Phoenix dan disutradarai oleh Todd Phillips). Pria dengan tantangan kesehatan mental yang diabaikan oleh masyarakat dan memilih berubah menjadi penjahat yang sangat keji.

Arthur tumbuh dari masyarakat kalangan bawah yang terus gagal untuk meraih kesuksesan dalam profesinya sebagai komedian stand up. Hidupnya kerap dirundung pilu.

"I used to think that my life was a tragedy. But now I realize, it's a comedy.'" - Arthur Fleck (Joker)

Saya menonton JOKER karena saya tertarik hal yang berkaitan dengan kesehatan mental dan pemberdayaan diri. Konflik diri yang terjadi terkait kesehatan mental Joker sehingga penerimaan terhadap kesedihan yang terus disangkal mengacaukan pikiran tentang arti komedi dan tertawa itu sendiri.

 

Walter Cannon seorang ahli fisiologi Amerika pada 1915 menyatakan bahwa pengelolaan terhadap stress itu perlu. Pada umumnya manusia memiliki dua respons dalam menghadapi tantangan, yakni lawan (fight) atau kabur (flight). Pada konflik yang berulang dan membuat diri terperangkap pada masalah kejiwaan terjadi karrena Stress dibiarkan terlalu lama. Sehingga berkembang menjadi berbagai gangguan kesehatan baik fisik ataupun psikis.

Percaya sepenuhnya film JOKER dan sudut pandangnya adalah sebuah kebodohan. Sadari ya bahwa itu hanya sebuah film. Dari sudut pandang pembuatan film saya dapat memberikan acungan jempol kepada semua yang terlibat didalamnya sehingga membuat diri terhipnotis masuk dalam segala konflik, kemarahan, kebingungan didalamnya.

 

Kesehatan mental memang perlu dipahami dan dimengerti tetapi bukan dijadikan alasan untuk menjadi jahat.

 

Kenyataannya dunia ini masih cukup indah untuk mempunyai segala kemungkinan MEMILIH dan melepaskan kepahitan, dendam dan trauma.

 

Ketika seorang MEMILIH dan berusaha sungguh-sungguh pasti akan terbuka segala kemungkinan.



Gotham city hanya sebuah gambaran untuk sebuah kota yang membutuhkan BATMAN sebagai super hero jadi dipenuhi drama yang akan membuat penonton hanyut pada sebuah cerita korban yang terpaksa menjadi jahat. Kesenjangan sosial yang terjadi dan semua kemarahan-kemarahan terhadap suatu kota berhasil mengangkat emosi pada sebuah pemahaman seakan semuanya real



Yuk sadari bahwa JOKER hanya film yang memberikan sudut pandang yang belum lengkap tentang dunia nyata. Dosa menghancurkan dan memberikan pikiran bahwa menjadi jahat itu tidak bisa kita hindari dan kendalikan.



Penyakit mental seperti penyakit fisik bahkan tingkat keparahannya, Yang terpenting adalan menyadarinya dan memilih untuk sembuh dan pulih.



Trauma itu bisa terjadi pada siapa saja seakan bukan pilihan, karena kita baikpun orang mungkin berbuat jahat pada kita atau yang tidak sesuai, tetapi sembuh dari trauma dan berusaha menyelesaikannya adalah hak dan kewajiban setiap orang.



Hak kita adalah untuk MEMILIH yang terbaik bagi diri kita dan menanggung resikonya.



Kewajiban untuk pulih dan berdaya menuju kebaikan dapat kita ambil untuk diri yang lebih sehat lahir dan batin.



Kewajiban untuk mengampuni dan respek terhadap sudut pandang orang lain walau tidak sama dengan kita.



Kewajiban untuk menghindari dari bahaya orang-orang yang terus menyakiti kita. Kewajiban untuk merawat dan menyayangi innerchild kita. Apa sih innerchild?



Hidup itu pilihan termasuk pada orang-orang yang mempunyai masalah kesehatan mental. Yang pasti dapat dipelajari dari film ini adalah:

1. Proses parenting akan mempengaruhi kesehatan mental anak

2. Sadari bahwa kita tetap bisa menjadi pelaku untuk menentukan respon kita, kita bukan sebagai korban.

3. Hiduplah dalam dunia nyata, tonton film, drama korea sesekali boleh. Nikmati ceritamu sendiri dan tentukan takdir hidupmu.

4. Kita selalu bisa MEMILIH, bahkan tidak memilih adalah sebuah pilihan.

5. Diatas semua kemampuan kita ada kuasa Sang Pencipta yang jauh lebih adil dan luarbiasa daripada seorang sutradara film.



Film ini bukan film anak-anak. Badut identik dengan film anak-anak, badut ini bercerita tentang masalalu yang membuat badut ini tidak bahagia menjadi badut. Orangtua perlu menyadari itu.



Jika orangtua sudah salah mengajak menonton film Joker. Apa yang harus dilakukan yaa... ?



Tunggu artikel saya di ruangpulih.com....



Selamat beraktifitas dan tinggalkan dunia film yang hanya sebuah fatamorgana kehidupan yaa😆😅😍