Pasangan Jatuh Cinta Lagi

Pasangan Jatuh Cinta Lagi
Jatuh cinta bukan hanya untuk yang pertama saja . Biasanya orang berpikir bahwa jatuh cinta hanya terjadi ketika diawal menjalin sebuah hubungan. Namun kenyataannya seseorang dapat jatuh cinta lagi dengan pasangannya. Dan ini tentu berdampak baik bagi hubungan tersebut.
Menjalin sebuah hubungan tentu terkadang akan merasakan yang namanya bosan. Bosan dengan hubungan yang hanya begitu-begitu saja dan bosan dengan pasangannya. Jika rasa bosan tersebut dibiarkan akan berdampak buruk untuk kelangsungan suatu hubungan. Rasa bosan bisa saja menimbulkan perceraian atau putusnya suatu hubungan.
Untuk mencegah terjadinya perceraian atau putusnya hubungan, pasangan haruslah saling mencintai. Rasa cinta tersebutlah yang akan memperkuat hubungan. Berikut beberapa tips agar pasangan jatuh cinta lagi dan dapat memperkuat suatu hubungan.
Jangan Menghalangi Perubahan
Menyinggung soal hobi atau aktivitas pasangan. Sebagian pasanagan menganggap perubahan adalah kehilangan sehingga ia menjadi lebih posesif. Misalnya, takut jika pasangan mempunyai kegemaran baru seperti memancing, maka kemungkinan tindakan itu akan menjadi “pelarian” untuk meninggalkan pasangannya. Yang menjadi alasan utama perceraian adalah ketidakbisaan salah satu pasangan untuk menenerima perubahan dan perkembangan diri dari pasangannya. Perasaan itulah yang menggerogoti perkawinan.
Memang naif jika kita beranggapan bahwa pasangan tidak akan berubah. Sebab, perubahan sesungguhnya bagian dari proses manusia. Masalahnya adalah biasanya seseorang yang telah terbiasa melakukan segala sesuatu bersama pasangan akan sulit menerima kanyataan bahwa pasangannya melakukan kegiatan sendiri. Memang perlu dicurigai jika kegiatan atau hobi pasangan tersebut membuat ia terobsesi. Tetapi yang perlu diperhatikan adalah pasangan haruslah mau menerima perubahan tersebut atau mungkin dapat melakukan hobi tersebut secara bersama yang akan membuat pasangan jatuh cinta lagi.
Menerima Kebutuhan Pasangan
Seseorang menjalin hubungan dengan orang lain haruslah menerima kebutuhan pasangannya. Entah kebutuhannya untuk berinteraksi sosial maupun kebutuhan waktu sendiri. Kebutuhan sosial berkaitan dengan interaksi dengan lingkungan maupun hubungan keluarga. Ada ungkapan, “Kau tidak hanya menikahinya, tetapi seluruh keluarganya”. Jadi jangan halangi pasangan untuk berhubungan dengan keluarga maupun lingkungan sekitar.
Selain kebutuhan interaksi sosial, kebutuhan akan waktu sendiri juga harus dipahami oleh pasangaan. Kamu mingkin ingin menghabiskan waktu di setiap momen bersama, tetapi sesungguhnya terkadang pasangan juga butuh waktu ruang sendiri. Ada waktu untuk bersama tetapi adapula waktu yang sesungguhnya hanya untuk diri sendiri atau sering kita kenal dengan istilah “ me time”. Jadi jangan anggap permintaan waktu untuk sendiri pasangan sebagai hal yang menyakitkan. Dia hanya butuh waktu sendiri dengan perasaannya.
Mengalah
Hubungan menyatukan dua insan yang berbeda. Sebuah perbedaan memang tidak akan menjembatani hanya dengan perdebatan. Apalagi kalau diwarnai dengan saling menyalahkan. Semua tidak aka nada habisnya. Yang akhirnya akan membuat pasangan sakit hati dan merenggangkan hubungan. Maka solusinya adalah mencari jan keluar yang rasional dan manusiawi. Salah seorang harus bisa mengalah dengan benar. Membiarkan diri mengikuti kehendak pasangan agar terjadi perubahan rasional dan manusiawi dalam diri sendiri. Ia akan merasa dihargai yang membuat pasangan jatuh cinta lagi.
Bebas Namun Tetap Ada Batasan
Setiap orang tentu akan menginginkan hubungan yang fleksibel. Dapat menjalin hubungan dengan orang lain dengan lancar tanpa ada rasa tertekan satu sama lain. Menghargai hak dan mendukung pasangan untuk bebas mengespresikan diri. Namun yang perlu diingat adalah setiap kebebasan juga ada batasannya. Jangan biarkan kebebasan tersebut malah justru membuat pasangan merasa tidak nyaman yang nantinya akan mengancam keutuhan suatu hubungan.
Beberapa kutipan disadur
dari majalah “ Intisari: Smart and Inspiring”

