Sadari Inner Child, Selamatkan Pernikahan!

Pernahkah kita mendengar kalimat tersebut? Ya menjadi dewasa itu sebuah
keputusan yang harus diambil untuk lebih mampu mengatasi kesulitan hidup.
Berkaitan dengan kesulitan hidup, ternyata tidak semua orang tua mempersiapkan
anak menjadi dewasa sehingga mampu menghadapi kesulitan hidup. Didalam diri
seorang dewasa ada innerchild yang membawa sikap positif maupun negatif yang
berkaitan dengan perilaku terhadap sesame manusia.
Sebelum anak pubertas,
dia belajar melalui pengamatan daripada
pembicaraan. Pribadi kita yang sekarang adalah produk dari masa lalu.
Kepribadian kita yang sekarang dipengaruhi oleh kejadian di masa lalu.
Apabila
banyak kejadian negatif dimasa kecil maka anak-anak akan tumbuh menjadi
sosok yang negatif. Contohnya adalah anak-anak yang terbiasa hidup
dengan orang tua dengan sarkasme dan
kekerasan akan tumbuh sebagai anak yang menyelesaikan masalah dengan
sarkasme dan kekerasan. Proses penyelesaian masalah dan pengasuhan
antara kedua
individu dalam pernikahan akan ditiru oleh anak secara tidak langsung.
Oleh
karena itu terkadang anak dewasa yang
sedih dengan perlakuan ayahnya ke ibunya, secara tidak sadar akan memperlakukan
istrinya seperti ayahnya berbuat pada ibunya. Proses pengasuhan yang terekam
seperti spons saat panca indera menyerap informasi di sekitar adalah sangat
penting daripada pengajaran melalui ucapan.
Inerchild
tidak selalu negatif tetapi dapat bertentangan satu sama lain, hal
tersebut memicu terjadi pertengkaran dalam rumah tangga.
Kebutuhan akan cinta, kasih sayang, penerimaan, pengasuhan serta penerimaan
erat kaitannya dengan hubungan dengan pasangan hidup. Beberapa orang berharap
pemenuhan Innerchild yang tidak dia dapatkan akan terpenuhi oleh pasangan hidupnya. Cerita cinderella tentang
menjadi bahagia selama-lamanya dengan menemukan pangeran adalah fantasi masa
kecil yang tidak akan selalu terjadi dengan indah.
Pertengkaran suami istri berkaitan dengan proses komunikasi yang berbeda. Cara berkomunikasi dan kebiasaan yang dibangun sejak kecil biasanya akan muncul setelah seseorang tinggal bersama dalam waktu yang lama. Penyebab pertengkaran dapat terjadi karena suami istri tidak-mengerti innerchild masing-masing pasangan.
Pengalaman masa kecil yang kelam pada diri membuat sensitifitas pribadi yang keluar dalam emosi yang negatif seperti diabaikan, kecewa, marah, dsb. Pasangan yang kurang mengerti akan sulit memahaminya. Orang dengan innerchild yang tidak sehat akan dipengaruhi dan dikontrol oleh innerchildnya. Innerchild yang terluka, marah dan takut akan menimbulkan konflik terhadap orang-orang terdekat. Apa yang terjadi jika seorang anak kecil yang marah menjalin relasi dengan seseorang?
Bagaimana kita mengetahui bahwa innerchild yang berkuasa dalam relasi tersebut? Kita dapat sadari dengan perilaku seperti anak-anak misalnya mogok bicara apabila tidak dituruti oleh pasangannya atau mengekspresikan kemarahan berlebihan dengan berteriak dan mengamuk. Perilaku negatif dan emosi yang tidak sehat muncul dari innerchild yang terluka yang mendiami tubuh dewasa kita. Sadari dan cermati apabila innerchild yang berkuasa maka seseorang akan mengalami kesulitan mengendalikan emosinya. Seseorang dengan innerchild yang bermasalah berperilaku agresif secara langsung tanpa memikirkan akibatnya. Anak-anak akan bertindak mengikuti impuls tanpa dipikirkan baik-baik sehingga cenderung impulsif. Perilaku innerself yang terluka cenderung mau menang sendiri dan tidak mampu melihat persoalan dari sudut pandang orang lain. Kita membutuhkan konsultasi piskologi supaya bangkit.
Seseorang dengan permasalahan innerself perlu menyadari hambatan yang dialaminya ketika masih kecil. Apabila kita memiliki masalah innerchild, kita harus menyembuhkan diri kita dahulu kemudian menolong pasangan. Luka yang mengakibatkan perilaku buruk karena terluka dimasa kecil perlu disembuhkan. Apabila luka tersebut hanya sebatas gorean, kita dapat menolong diri kita sendiri tetapi apabila cukup besar, menganga, perih dan sudah menajdi borok maka kita perlu pertolongan profesional. Dampak innerchild akan lebih buruk lagi jika kita tidak menyadari masalah innerchild kita dan menyalahkan orang lain termasuk pasangan hidup kita.
Biasanya innerchild akan muncul saat kita menjadi orang tua. Terapi Inner Child healing diperlukan untuk menyelamatkan pernikahan dan membentuk pola pengasuhan baru bagi anak-anak.
Berikut adalah curahan hati seorang sahabat saya yang menceritakan kaitan IC dengan rumah tangga mereka.
“Saat dibentak suami. Rasanya hati hancur berkeping2.krn semasa kecil srg dibentak2 bapakku.aku jadi pernah sangat membenci suami saat suami ngambekan.yg bentuk ngambeknya persis bapakku. Aku dulu belum paham apa yg terjadi di pernikahan kami yg selalu ribut. Karena suami tak bisa melihat aku menangis.Ternyata biang keroknya adalah IC kami masing2 yg memicu. Suami semasa kecil selalu DILARANG MENANGIS. MAKIN MENANGIS MAKIN DI PUKUL. Setelah bisa belajar menangani IC masing2. Sekarang kami bisa bagai sahabat saling mengerti satu sama lain.” -NN-
Paragraf diatas adalah kesaksian pendampingan dalam kelas GRUP WA yang kami adakan.
Sembuhkan innerchild anda sehingga innerchild anda cukup kuat untuk mendampingi adult self dalam penyelesaian masalah. Apabila kita sudah selesai dengan diri kita sendiri, kita akan mampu menolong pasangan kita. Jalan tercepat dan termudah adalah dengan pendampingan mentor yang berpengalaman, dibandingkan jika menangani sendiri tanpa tahu caranya. Pilihlah konselor yang berpengalaman dan konsultasi psikologi yang membawa perubahan yang lebih baik

