CARA AGAR BISA MENGALAH UNTUK MENANG ADALAH DENGAN MENERIMA PENOLAKAN UNTUK MENGALAH TERLEBIH DAHULU...


Sudah banyak doktrin yang mengajarkan "teori" untuk sabar, ikhlas, pasrah dan mengalah untuk menang karena ... (isi sendiri, pasti sudah banyak yang pandai dari pada saya secara teori)...


Saya selalu di ajarkan "mengalah untuk menang" ini memang benar. Tetapi bagaimana tentang "emosi yang belum terselesaikan"? Ketika sedang marah cara menahannya adalah untuk pura-pura tenang, damai, sabar. Apakah tidak berbahaya menahan amarah?...


Contoh :
"Saya berkelahi dengan seorang teman waktu SD (iya saya emang mucil dulu hahaha...) saya merasa tidak salah ya saya lawan lah, mereka berani karena saya lebih kecil dari mereka, kemudian hal ini di dengar Abah saya. Saya di marahin wkakakaka... Yasudah Abah saya selalu katakan jangan melawan mengalah saja. Ya saya jawab : kalau Ani tidak melawan mereka semakin mengolok-ngolok, ini juga karena mereka keseringan ngolok ugh"...


Oke lah mengalah, tetapi bagaimana cara mengatasi emosi yang merasa "di tindas, di bully atau di keroyok" tersebut?...


Ya jangan seperti saya waktu SD "bar-bar" dan menyerang dengan agresif, maklum akumulasi dari tumpukan kemarahan yang tidak di ekspresikan dengan baik dan di tempat yang aman akan menghasilkan hal-hal yang membahayakan, saya bisa brutal, agresif dan banting barang karena kelamaan memendam marah...

Tolong jangan katakan sabar, ikhlas, terima, tawaqqal sebatas TULISAN, TEORI, UCAPAN, TINGKAH LAKU (KARENA DI LIHAT ORANG LAIN) TETAPI DI HATI BERBEDA MASIH MARAH, TOLONG DI BUKTIKAN PERASAAN DAN PIKIRANNYA SESUAI BENAR-BENAR BISA SABAR DAN IKHLAS ITU SEPERTI APA?!!!...
(Ini saya menulis huruf besar dalam keadaan biasa saja happy malah, soalnya biasanya pakai huruf besar hati saya juga mangkel atau ngeGAS hahaha...)


Sekarang usia saya sudah 29 tahun jalan 30 tahun, saya sudah bisa mengekspresikan kemarahan atau sampah emosi negatif di tempat yang aman dan dengan cara yang tepat. Sebelum saya "mengalah untuk menang" terlebih dahulu saya BELAJAR MENERIMA PENOLAKAN UNTUK MENGALAH setiap harinya...


Rahasia saya bisa mengelola marah dan bisa belajar mengalah untuk menang dengan cara :"menerima penolakan untuk mengalah" di antaranya :

1. Saya latihan ACCEPTANCE (ACC) setiap harinya kalau dalam keadaan marah.
"ACCEPTANCE IS MY LIFESTYLE"!!!

2. Saya ke pantai sendirian untuk berbicara dengan diri sendiri, teriak (kalau keadaan sepi, mau teriak teriaklah lepas di pantai buang semua kemarahan berdua dengan diri sendiri) atau menepi di tempat sepi (yang tidak terlihat orang lain selama 30 menit meditasi 10 menit, selebihnya ACC dan Forgivness Therapy).

3. Di kamar saya menulis mengekspresikan marah, mau nangis nangislah jangan di tahan. Karena menulis bisa sebagai Terapi Jiwa Dear (menulis bisa menyembuhkan jiwa kita yang terluka). Sekarang di mudahkan dengan Kelas "WRITING TO HEAL" berbayar (via online) bersama Pak Supri Yatno silahkan bergabung Dear...

4. "JAGA JARAK" dengan orang-orang yang membuat luka sambil berjalannya waktu untuk "memaafkan dan menerima diri sendiri, orang lain dan semua peristiwa yang terjadi"...
Mentor saya Pak Supri Yatno pernah mengatakan dulu waktu saya sedang lemah mental dan saya masih melabeli di sekeliling saya "Toxic People" (kurang lebih kata-katanya sebagai berikut) :
"Ibaratnya Ani berada di Arena Pertarungan Ring Tinju. Ani seorang diri akan melawan 3 orang sekaligus. Ani tidak akan mampu melawan dan ACC tidak akan mempan. Ani harus keluar dari Ring Tinju tersebut mau tidak mau. Tetapi sekalipun keadaannya belum mendukung untuk keluar Ring Tinju, setidaknya Ani tidak berada di Arena Pertarungan Tinju tersebut terlalu sering"...


Mengalah untuk menang..

"Mengelola diri sendiri adalah ilmu pembelajaran sampai akhir hayat dan saat ini saya sedang menikmati proses menerima dan memaafkan setiap hari, sungguh sangat nikmat dan penuh rasa syukur yang bukan sekedar "teori". I Love My Self. I Love My Life"...

Ani Rahmawati, Balikpapan 12 Juni 2019...