SEMBUHKAN diri dari jebakan bermental korban..

SEMBUHKAN diri dari jebakan bermental korban..
oleh Intan Maria
Halim
Mental korban ataupun mengasihani diri berlebihan akan menjerumuskan kita pada sebuah keadaan yang lebih buruk secara psikologis, saya pernah mengalaminya.
Beberapa orang memilih untuk tetap pada kondisi ini untuk mendatangkan keuntungan baginya. Orang itu merasa menderita lalu mencari pelarian-pelarian untuk menyembuhkan luka batinnya. Apabila merasa dikasihani dapat membantu dia, maka ia akan menggunakannya terus menerus untuk kehidupannya.
Apakah ini baik? Seperti gejala penyakit fisik. Apabila tidak terlalu mengganggu, hal ini tidak akan meresahkan. Tetapi orang yang menggunakan cara mengasihani diri untuk mendapatkan keuntungan terus-menerus ia seperti bermain api didalam hidupnya.
Kita harus mengasihi dan mengasihani diri tetapi tidak untuk melakukannya secara berlebihan Segala sesuatu harus ada takarannya, apabila melebihi hal tersebut akan mendatangkan masalah bagi orang tersebut, apapun itu.
Hal tersebut terjadi karena mereka awalnya tersakiti sebagai korban (trauma), sakit hati dan penuh luka lalu orang mengasihani dia (bukan menyembuhkan dia). Periode trauma ini tidak sembuh dengan baik (mis: yang bikin trauma didekatnya) sehingga ia terjebak dalam keadaan mengasihani diri sendiri, menyalahkan diri, dsb.
Supriyatno (Peduli Trauma) dalam tulisannya menyebutkan tanda-tanda orang dengan mental korban. Mental korban dikenal dengan mengasihani diri secara berlebihan.
“Self-pity adalah musuh terburuk diri kita dan jika kita kalah. kita tidak akan pernah bijaksana dalam kehidupan.” (Helen Keller)
1. Beberapa orang sulit menikmati diri dan kehidupannya. Tidak tahan menerima keadaan sulit dan kekalahan. Akhirnya dia terus mengasihani dirinya sendiri.
2. Kecanduan simpati dan empati yang berlebihan. Simpati membuat kecanduan karena dapat memberikan kesenangan sesaat untuk mendapatkan dukungan, perhatian dan kemanjaan. Hal ini menjadi bermasalah ketika simpati harus didapatkan terus-menerus.
3. Orang dengan self pity cenderung mengurung diri. hanya berteman pada orang yang bisa memberikan anda perhatian dan dukungan yang anda butuhkan.
4. Pikiran orang dengan self pity tertambat ke masa lalu. Orang tersebut tidak mampu bergerak ke masa depan dengan ikhlas, terus marah dan sedih mengapa orang-orang di masa lalu tidak peduli pada kita.
5. Self pity membuat orang punya masalah rendah diri. Kita mengharapkan penerimaan dan pujian dari orang lain untuk mendapatkan perasaan baik. Topeng sikap mengasihani diri sendiri yang terus menyuarakan kisah tragis kehidupan anda adalah sebuah cara untuk berlindung dari sekumpulan orang-orang yang tidak mendukung anda.
6. Kita cenderung melankolis dan penuh drama yang membuat rentan untuk mengasihani diri sendiri. Self pity membuat orang menjadi penuh intrik untuk terus menarik perhatian orang lain.
7. Perasaan tidak dicintai akan menjadi sangat besar. Jauh di dalam diri, kita tidak merasa layak untuk dicintai. Permasalahan ini berakar dari rasa rendah diri.
8. Kita memiliki kebiasaan yang terus menerus merasa lemah dan harus dikasihani. Kebiasaan buruk yang selalu mengaitkan setiap kejadian pada diri anda, seolah anda punya andil pada setiap kejadian.
9. Anda punya insting bertarung yang kuat. Bagian diri ini adalah bagian diri yang membela bagian diri lain yang merasa dirinya malang atau tidak beruntung dalam hidup. Bagian yang lemah dan membuat diri merasa malang ini harus disadari dan ditaklukan.
10. Di bawah sadar, kita terus menerus merasa bersalah. Beberapa masalah didalam diri tidak terselesaikan dengan baik. Seringkali sikap mengasihani diri sendiri adalah sebuah cara yang tidak anda sadari dalam menghindari tanggung jawab melakukan sesuatu di masa lalu. Ketika anda menemukan kesulitan menerima kesalahan pada apa yang sudah anda komitmenkan, kadang anda cenderung bersembunyi dengan membuat diri anda sebagai korban. Dalam hal ini, sikap mengasihani diri sendiri adalah sebuah pertahanan diri.
Lalu bagaimana supaya kita tidak terjebak dalam keadaan bermental korban
atau mengasihani diri sendiri ini?
Pertama saya akan sarankan berdoa (doa menyembuhkan banyak luka hati), kedua
jadilah dirimu sendiri dan kembangkan bakat yang kamu punya, ketiga teruslah
menjadi bermanfaat bagi orang lain.
Lalu bagaimana kalau orang yang membuatmu trauma tinggal bersamamu?
sekali lagi banyaklah berdoa, sembuhkan lukamu dulu dan bersenang-senanglah ala
dirimu sendiri.
Hindari dan sampaikan saya tidak ingin disakiti.
Percayalah akan ada cara dan waktunya supaya kamu bisa mengatakan tidak ingin
disakiti lagi (setiap orang dan setiap kasus akan berbeda).
Ini sekadar minum jamu, kadang pahit dan bikin mau muntah tetapi bila
diracik dengan benar akan dapat menyembuhkan.
Kesembuhan adalah milikNya karena dunia ini tidak sempurna.
Psikolog, Dokter dan penyembuh yang lain hanyalah perantara yang mendalami
bakatnya.
Mereka terkadang juga bisa salah.
Ditangan profesional yang memiliki hubungan yang baik denganNya pasti anda akan
sembuh, supaya tau bagaimana? Ya mendekatlah kepadaNYA
KEBAIKAN pasti akan menemukan JALAN
Semoga tulisan ini dapat menambah wawasan didalam hidup kita...

