Depresi adalah salah satu gangguan mood yang biasanya berbentuk rasa sedih yang dirasakan sangat mendalam. Depresi membuat yang mengalaminya cenderung tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya. Seseorang bisa dikatakan mengalami depresi apabila gejala yang ia rasakan berlangsung lama, sekurang-kurangnya selama dua minggu. Kondisi ini jika dibiarkan berlarut-larut bisa memicu rasa putus asa, tidak berdaya, rasa tak berharga, hingga keinginan untuk bunuh diri.

Kondisi depresi ternyata tidak dipengaruhi usia. Meski orang dewasa lebih berpotensi mengalami depresi karena aktivitas dan beban yang lebih berat daripada remaja dan anak-anak. Namun, ternyata remaja pun bisa mengalami depresi. Sama halnya dengan depresi pada orang dewasa, depresi pada remaja sangat berbahaya karena bisa mempengaruhi prestasi belajar, perkembangan psikososialnya, hingga yang memicu keinginan untuk bunuh diri.

Dukungan lingkungan sangat bermanfaat dalam mengatasi gangguan depresi pada seseorang. Sayangnya, edukasi mengenai gejala depresi ini belum terlalu luas. Sehingga masih banyak orang tidak memahami bagaimana gejala depresi. Padahal gejala depresi bisa dengan mudah diketahui secara fisik.

Gelaja depresi bisa dibagi menjadi dua bagian yaitu gejala psikologis, dan gejala fisik. Gejala psikogis antara lain. Rasa cemas dan khawatir yang terjadi secara berlebihan. Emosi yang tidak stabil, kadang sedih secara berlebihan tetapi kadang juga terlalu bahagia. Merasa putus asa dan frustasi.

Selalu merasa lelah yang berlebihan, tidak bertenaga. Mengalami pusing dan rasa nyeri yang tidak jelas penyebabnya. Menurunnya selera makan. Susah tidur atau sebaliknya terlalu banyak tidur.

Sedangkan gejala depresi yang dialami remaja secara spesifik sebagai berikut.

1.        Anak merasa sedih, putus asa, dan merasa kehidupannya tak berarti

2.        Lebih sensitif

3.        Menarik diri dari lingkungan

4.        Perubahan nafsu makan

5.        Kesulitan dalam berkonsentrasi

6.        Perubahan nafsu makan

7.        Perubahan pola tidur

8.        Berpikir ingin mengakhiri hidup

Depresi bukan sesuatu yang bisa disepelekan. Jika tidak ditangani bisa memicu gangguan mental yang lebih berat hingga bunuh diri. Depresi pada remaja pun sama, harus segera ditangani supaya tidak menimbulkan gangguan yang lebih parah. Depresi memiliki penyebab yang jelas. Berikut beberapa penyebab depresi yang bisa dialami remaja:

  • Mengalami peristiwa traumatis seperti pertengkaran orangtua, perceraian atau kematian salah satu anggota keluarga
  • Memiliki penyakit kronis atau serius
  • Mengonsumsi jenis obat tertentu
  • Memiliki riwayat gangguan mental lainnya
  • Memiliki tekanan batin, misalnya karena bullying, tekanan akademis.
  • Tekanan sosial tertentu seperti misalnya keinginan tampil cantik, keinginan menjadi siswa terbaik dan obsesi menjadi populer bisa menjadi penyebab.
  • Masalah percintaan karena remaja mengalami pubertas sehingga mulai mengalami ketertarikan pada lawan jenis. Meski bagi orang dewasa, cinta remaja masih cinta monyet, tetapi putus cinta, ditolak, patah hati bisa menimbulkan masalah serius bagi remaja.
  • Kepercayaan diri yang rendah

Banyak hal bisa dilakukan untuk mencegah depresi pada remaja. Salah satunya adalah mengoptimalkan peran orangtua. Tak bisa dipungkiri jika kesibukan orangtua zaman sekarang ternyata mengurangi intensitas interaksi orangtua dengan anak mereka.

Meningkatkan bonding menjadi alternatif terbaik dalam mencegah terjadinya depresi pada remaja. Jangan pernah membiarkan sampai remaja mengamali depresi. Tindakan pencegahan merupakan pilihan terbaik daripada menangani setelah mereka mengalami gangguan mental.

Beberapa hal berikut bisa dilakukan oleh orangtua untuk melakukan pencegahan depresi.

1.     Menjadi Teman Anak

Kegiatan sederhana tetapi banyak orangtua kesulitan menerapkannya adalah menjadi teman bagi anak. Usia dan kehidupan yang sudah jauh berbeda seringkali menjadi penyebab kakunya hubungan anak dengan orangtuanya. Padahal kedekatan emosional antara anak dengan orangtua sangat membantu dalam mencegah terjadinya depresi yang dialami remaja. Mulai menyelami dunia remaja, berusaha berada dalam posisi mereka dan memahami perasaan mereka adalah alternatif terbaik supaya bisa dekat dan berteman dengan mereka.

2.     Selalu Memberikan Pengawasan pada Lingkungan Pergaulan Anak

Lingkungan pergaulan anak dan orangtua tentu saja sangat berbeda. Secara usia mereka sudah dipisahkan oleh jarak yang cukup lebar. Namun, pergaulan anak harus tetap dalam pengawasam orangtua. Namun, pengawasan harus bijak karena ketika pengawasan terlalu ketat bisa berakibat remaja merasa dikekang. Tentunya hal ini juga berdampak kurang baik. Pengawasan orangtua kepada anak remajanya bisa menjaga mereka dari kemungkinan terjadinya bullying, terlibat narkoba dan pergaulan bebas.

3.     Mengajak Anak Selalu Beraktivitas Secara Fisik

Beraktivitas fisik seperti berolahraga bersama, bercocok tanam, hingga sekedar jalan santai bersama. Aktivitas fisik bisa meningkatkan kesehatan keluarga, sarana rekreasi yang murah serta menjalin kedekatan emosional. Selama beraktivitas fisik, keluarga juga bisa saling berkomunikasi.

4.     Ikut Serta dalam Setiap Kegiatan Anak Tanpa Mengekang

Kegiatan anak memang berbeda dengan orangtuanya. Tetapi dengan mengikuti setiap kegiatan anak secara santai, anak merasa diperhatikan. Berhadapan dengan remaja memang bukan sesuatu hal yang mudah. Jika orangtua terlalu turut campur, remaja seringkali merasa kehidupannya terlalu dikekang. Sementara jika dibiarkan terlalu bebas mereka cenderung merasa kurang diperhatikan. Caranya kembali menjadi teman anak-anak remaja kita, cari tahu sebanyak mungkin kegiatan yang biasa dilakukan remaja sehingga orangtua bisa dengan mudah ikut dalam pembicaraan mengenai kegiatan mereka.

Menghadapi anak remaja memang bukan hal yang mudah. Bahkan orangtua baru merasakan kesulitan menghadapi anaknya ketika mereka beranjak remaja. Namun, dengan menjadi teman mereka, selalu memperhatikan tetapi memastikan sebuah hubungan emosional yang baik bisa membantu para remaja melalui masa remaja mereka. Depresi pada remaja itu ada, tetapi bisa dicegah dengan melalukan pendekatan secara emosional kepada mereka.

 

Konsultasi dan Info Lebih Lanjut hubungi :

www.ruangpulih.com

WA : +62 899 3811 112

Facebook : Ruangpulih.com

 

Penulis : Ratna Pillar